Asuransikecelakaan diri juga banyak dimiliki oleh para penyandang disabilitas. Untuk mendapatkan perlindungan komprehensif dari risiko kecelakaan pada tempat kerja atau tempat umum. Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk penerimaan dana asuransi kecelakaan diri. Berikut syarat-syaratnya: Sumber kecelakaan harus mendadak atau tiba-tiba.
ï»żAsuransi adalah suatu bentuk perlindungan finansial yang memberikan keamanan bagi kita dan keluarga kita jika terjadi risiko yang tidak diinginkan. Ada banyak jenis asuransi yang tersedia, salah satunya adalah asuransi parametrik. Kali ini kita akan membahas apa itu asuransi parametrik, mengapa penting, di mana kita bisa mendapatkannya, apa kelebihan dan kekurangannya, cara menggunakannya, serta contoh penggunaan asuransi parametrik. Asuransi Parametrik Apa Itu?Mengapa Asuransi Parametrik Penting?Di Mana Kita Bisa Mendapatkannya?Kelebihan dan Kekurangan Asuransi ParametrikCara Menggunakan Asuransi ParametrikContoh Penggunaan Asuransi Parametrik Asuransi Parametrik Apa Itu? Asuransi parametrik adalah bentuk asuransi di mana pembayaran klaim didasarkan pada terpenuhinya suatu nilai trigger tertentu. Nilai trigger ini biasanya terkait dengan parameter yang dapat diukur seperti gempa bumi, angin topan, cuaca ekstrem, atau nilai perdagangan indeks saham. Jika nilai trigger tercapai, klaim akan dibayarkan tanpa memerlukan penilaian kerusakan langsung pada aset atau kerugian finansial. Asuransi parametrik juga dikenal sebagai asuransi indeks atau asuransi berbasis nilai. Mengapa Asuransi Parametrik Penting? Asuransi parametrik sangat penting karena memberikan perlindungan finansial yang lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan dengan asuransi tradisional. Dalam kasus bencana besar seperti gempa bumi atau topan, asuransi tradisional biasanya memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengevaluasi kerusakan pada aset dan menentukan klaim yang tepat. Dalam hal ini, asuransi parametrik dapat memberikan klaim yang lebih cepat dan mudah, serta mengurangi risiko kekurangan uang tunai yang sering terjadi dalam situasi bencana. Selain itu, asuransi parametrik juga dapat memberikan perlindungan yang lebih luas dan lebih spesifik terhadap risiko tertentu, karena asuransi tradisional tidak selalu mencakup semua jenis risiko yang mungkin terjadi. Di Mana Kita Bisa Mendapatkannya? Asuransi parametrik umumnya tersedia di pasar asuransi dan dapat dibeli dari perusahaan asuransi terpercaya. Namun, karena asuransi parametrik masih relatif baru dan tidak sepopuler asuransi tradisional, mungkin tidak semua perusahaan asuransi menyediakannya. Oleh karena itu, sebelum membeli asuransi parametrik, pastikan untuk mencari informasi tentang perusahaan mana yang menyediakan jenis asuransi ini dan membandingkan harga dan ketentuan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Kelebihan dan Kekurangan Asuransi Parametrik Asuransi parametrik memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu diketahui sebelum membelinya. Berikut adalah beberapa kelebihan asuransi parametrik Memberikan perlindungan finansial yang lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan asuransi tradisional. Memberikan perlindungan yang lebih spesifik dan luas terhadap risiko tertentu. Tidak memerlukan penilaian kerusakan langsung pada aset atau kerugian finansial, sehingga mempercepat proses klaim. Biasanya lebih murah daripada asuransi tradisional karena tidak memerlukan biaya penilaian kerusakan dan biaya administrasi yang tinggi. Sedangkan, berikut adalah beberapa kekurangan asuransi parametrik Memiliki batasan pada nilai trigger tertentu, sehingga tidak selalu memberikan perlindungan yang lengkap. Hanya tersedia untuk risiko tertentu yang dapat diukur secara kuantitatif, seperti cuaca ekstrem atau nilai indeks pasar saham. Risiko yang lebih kompleks atau sulit diukur, seperti risiko kesehatan atau risiko politik, tidak dapat dilindungi oleh asuransi parametrik. Jumlah klaim yang diterima mungkin lebih rendah daripada nilai yang sesungguhnya terjadi, karena asuransi parametrik hanya membayar klaim sesuai dengan nilai trigger yang telah ditentukan. Tidak menggantikan asuransi tradisional, karena asuransi parametrik lebih sesuai sebagai tambahan atau perluasan dari asuransi tradisional. Cara Menggunakan Asuransi Parametrik Untuk menggunakan asuransi parametrik, langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai berikut Pilih jenis asuransi parametrik yang sesuai dengan risiko yang ingin dilindungi. Tentukan jumlah pembayaran atau nilai trigger yang ingin kamu dapatkan jika terjadi risiko tersebut. Buat kontrak dengan perusahaan asuransi yang kamu pilih. Kontrak ini akan menetapkan ketentuan dan syarat-syarat perjanjian antara kamu dan perusahaan asuransi. Jika nilai trigger tercapai, kamu dapat mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati dalam kontrak. Contoh Penggunaan Asuransi Parametrik Contoh penggunaan asuransi parametrik adalah asuransi cuaca untuk petani. Sebagai contoh, jika seorang petani ingin melindungi tanaman jagungnya dari kerusakan karena hujan berlebih, dia dapat membeli asuransi cuaca dengan nilai trigger yang terkait dengan jumlah curah hujan dalam periode waktu tertentu. Jika curah hujan melebihi nilai trigger tersebut, petani akan menerima pembayaran klaim sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Dalam hal ini, asuransi parametrik dapat memberikan perlindungan finansial yang cepat dan mudah tanpa perlu mengevaluasi kerusakan pada tanaman jagung secara langsung.
Penggunaan asuransi tentu sudah tidak asing lagi bagi kebanyakan orang, mengingat jumlah pengguna asuransi semakin hari semakin tinggi di Indonesia. Tingginya pengguna asuransi ini didominasi oleh berbagi macam produk asuransi seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, serta asuransi perlindungan harta mobil, rumah, dll. Kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi telah semakin tinggi. Namun hal tersebut tidak serta merta membuat semua pengguna asuransi mengerti mengenai apa sebenarnya manfaat dan keuntungan yang didapatkan dalam asuransi yang digunakan oleh mereka, hal ini bisa terjadi akibat kurangnya pemahaman mengenai ketentuan serta kebijakan yang ditetapkan di dalam asuransi itu sendiri. Dalam beberapa kasus, kita seringkali menemukan nasabah yang kecewa dan merasa dirugikan akibat penggunaan asuransi yang dirasa tidak maksimal dan tidak sesuai dengan harapan mereka, di mana pada dasarnya hal seperti ini bisa saja terjadi akibat kurangnya pemahaman kita pada semua pasal serta peraturan yang sebenarnya âwajibâ kita pahami sebelum memutuskan untuk menggunakan asuransi. Baca juga Asuransi Umum Pengertian, Jenis dan Perusahaan Asuransi Terbaik Hukum Asuransi Hukum Asuransi Hukum asuransi adalah kumpulan peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis, yang ditujukan untuk mengikat kedua belah pihak yang melakukan perjanjian asuransi penanggung dan tertanggung. Berdasarkan ketentuan yang tertulis dalam Pasal 246 KUHD, dengan jelas dikatakan bahwa asuransi atau pertanggungan adalah sebuah perjanjian yang mengikat penanggung kepada tertanggung dengan cara menerima sejumlah premi yang dimaksudkan untuk menjamin penggantian terhadap tertanggung akibat adanya kerugian yang timbul, terjadinya kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, hal tersebut mungkin akan terjadi akibat terjadinya suatu evenemen peristiwa yang tidak pasti. Sedangkan di dalam Undang-Undang Tahun 1992 Tertanggal 11 Februari 1992 Tentang Usaha Perasuransian UU asuransi dikatakan bahwa Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian yang terjadi di antara dua pihak atau lebih, di mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada pihak tertanggung dengan cara menerima sejumlah premi asuransi untuk memberikan layanan penggantian kepada tertanggung akibat adanya kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung akibat terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang dilakukan karena meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Jika merunut pada hukum asuransi di atas, bisa dikatakan bahwa asuransi adalah sebuah bentuk perjanjian yang harus memenuhi syarat sebagaimana tertuang dalam Pasal 1320 KUH Perdata, tetapi dengan karakteristik âkhususâ sebagai mana dijelaskan dalam Pasal 1774 KUH Perdata yang menyatakan bahwa Suatu persetujuan untung-untungan kans overeenkomst adalah suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara pihak, bergantung kepada kejadian yang belum tentu. Hal yang Perlu Diperhatikan Terkait Asuransi Dengan melihat ketentuan hukum asuransi di atas, maka terdapat beberapa hal penting mengenai asuransi yang patut dicermati, di antaranya Perjanjian asuransi wajib memenuhi Pasal 1320 KUH Perdata. Perjanjian tersebut bersifat adhesif, yang artinya isi perjanjian tersebut telah ditentukan oleh perusahaan asuransi melalui kontrak standar. Di dalam asuransi terdapat dua pihak yang terlibat pada perjanjian tersebut, yakni pihak penanggung dan pihak tertanggung dengan kedua pihak berbeda. Asuransi memiliki sejumlah premi yang merupakan bukti bahwa tertanggung setuju untuk melakukan perjanjian asuransi. Perjanjian asuransi membuat pihak tertanggung dan pihak penanggung terikat untuk melaksanakan kewajibannya masing-masing. Unsur-Unsur Asuransi yang Tercantum dalam Hukum Asuransi Berdasarkan poin-poin di atas, maka sebuah asuransi âwajibâ memiliki unsur-unsur sebagai berikut. Subyek hukum adalah penanggung dan tertanggung. Persetujuan bebas yang terjadi di antara penanggung dan tertanggung. Benda asuransi dan kepentingan lainnya yang berhubungan dengan tertanggung. Tujuan perjanjian yang ingin dicapai oleh penangung dan tertanggung. Risiko dan premi. Evenemen peristiwa yang tidak pasti serta ganti rugi yang akan diberikan oleh pihak penanggung. Syarat-syarat dan kebijakan yang berlaku. Polis asuransi sebagai bukti perjanjian. Baca juga Mengenal Asuransi Tradisional, Jenis dan Perbedaannya dengan Asuransi Unit Link Tujuan Asuransi Ditengah banyaknya perusahaan asuransi swasta ternama seperti Prudential, Manulife, Cigna, AXA, atau Sinarmas yang menawarkan berbagai macam perlindungan baik untuk aset, jiwa, dan kesehatan, pada dasarnya asuransi ditujukan sebagai bentuk perlindungan atau ganti rugi kepada pihak tertanggung akibat adanya sebuah peristiwa yang belum pasti, di mana hal ini terdiri dari beberapa kriteria seperti di bawah ini. Asuransi sebagai Pengalihan Risiko Ini merupakan tujuan utama dari asuransi, yaitu pengalihan risiko yang dilakukan oleh tertanggung kepada pihak penanggung. Hal ini bisa terjadi karena adanya kesadaran dan pemahaman yang baik dari tertanggung mengenai kemungkinan ancaman bahaya atau kerugian terhadap harta bendanya atau keselamatan jiwanya. Asuransi dimaksudkan untuk menanggung segala macam kerugian yang bisa saja terjadi atas diri tertanggung sehingga risiko yang akan diderita oleh tertanggung dan keluarga atau ahli warisnya menjadi kecil. Dengan membayar sejumlah premi, maka tertanggung telah memindahkan risiko kerugian yang mungkin dideritanya kepada pihak penanggung perusahaan asuransi. Dalam hal ini penanggung akan menerima premi dan mengambil alih semua beban resiko yang mungkin akan dialami oleh tertanggung. Asuransi sebagai Ganti Rugi Asuransi juga memiliki tujuan sebagai ganti rugi. Hal ini akan dilakukan oleh pihak penanggung jika sewaktu-waktu tertanggung mengalami sejumlah kerugian yang mungkin saja terjadi menimpa diri tertanggung. Pada dasarnya kemungkinan bahaya atau kerugian tersebut tidaklah selalu terjadi dan menimpa tertanggung, atau sering kali kerugian yang terjadi juga hanya bersifat sebagian dan bukan merupakan kerugian total bagi tertanggung, maka pihak penanggung akan membayarkan sejumlah ganti rugi sesuai dengan jumlah asuransinya. Asuransi sebagai Pembayar Santunan Pada dasarnya, asuransi kerugian dan asuransi jiwa diadakan berdasarkan perjanjian bebas sukarela yang terjadi di antara penanggung dan tertanggung. Namun, di dalam prakteknya, perjanjian ini kemudian diatur berdasarkan undang-undang yang berlaku sehingga pada akhirnya asuransi ini bersifat wajib. Tertanggung akan terikat dengan penanggung akibat adanya perintah undang-undang dan bukan karena perjanjian semata. Asuransi ini sering disebut sebagai asuransi sosial, yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari berbagai ancaman kecelakaan yang bisa saja mengakibatkan kematian atau cacat permanen. Dalam hal ini, biasanya tertanggung akan membayarkan sejumlah kontribusi premi untuk mendapatkan perlindungan dari pihak penanggung. Tertanggung yang membayar kontribusi tersebut adalah mereka yang terikat dalam sebuah hubungan hukum tertentu yang diatur berdasarkan undang-undang, seperti hubungan kerja, penumpang angkutan umum, dan yang lainnya. Asuransi untuk Kesejahteraan Anggotanya Hal ini bisanya berlaku di dalam sebuah perkumpulan. Beberapa orang yang terhimpun akan menjadi tertanggung dari perkumpulan itu sendiri yang bertindak sebagai penanggung. Asuransi jenis ini mirip dengan cara kerja sebuah koperasi. Asuransi ini saling menanggung atau asuransi usaha bersama yang tujuan utamanya adalah menjamin kesejahteraan anggotanya. Di dalam asuransi ini, jika salah satu anggotanya mengalami kejadian yang mengakibatkan kerugian atau kematian, maka perkumpulan akan membayar sejumlah uang kepada anggota tersebut tertanggung. Baca juga Apa Itu Asuransi Kelompok, Jenis dan Bedanya dengan Asuransi Individu? Jenis Asuransi Pada umumnya, asuransi bisa digolongkan menjadi dua bagian besar, yakni Asuransi Kerugian, yang terdiri dari Asuransi Kebakaran. Asuransi Kehilangan dan Kerusakan. Asuransi Laut. Asuransi Pengangkutan. Asuransi Kredit Asuransi Jiwa, yang terdiri dari Asuransi Kecelakaan. Asuransi Kesehatan. Asuransi Jiwa kredit. Berlakunya Asuransi Masa Berlaku Perjanjian Asuransi Masa berlaku asuransi akan didasarkan pada penutupan yang terjadi. Hak dan kewajiban penanggung dan tertanggung akan timbul pada saat ditutupnya asuransi walaupun polis belum diterbitkan. Penutupan asuransi dalam prakteknya dibuktikan dengan disetujuinya aplikasi atau ditandatanganinya kontrak sementara cover note dan dibayarnya premi. Setelah adanya perjanjian kontrak sementara tersebut, maka sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku, penanggung atau perusahaan asuransi wajib menerbitkan polis asuransi, hal ini diatur dalam Pasal 255 KUHD. Batalnya Asuransi Pada dasarnya, pertanggungan atau asuransi merupakan sebuah bentuk perjanjian, maka dengan demikian hal ini memiliki risiko batal atau dibatalkan jika tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian yang mengacu pada ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata. Namun di luar KUHD tersebut, perjanjian asuransi juga bisa saja batal jika terjadi beberapa poin di bawah ini Memuat keterangan yang keliru atau tidak benar atau bila tertanggung tidak memberitahukan hal-hal yang diketahuinya, di mana apabila hal tersebut disampaikan kepada penanggung akan berakibat tidak ditutupnya perjanjian asuransi tersebut Pasal 251 KUHD. Memuat suatu kerugian yang sudah ada sebelum perjanjian asuransi ditandatangani Pasal 269 KUHD. Memuat ketentuan bahwa tertanggung dengan pemberitahuan melalui pengadilan membebaskan si penanggung dari segala kewajiban yang akan datang Pasal 272 KUHD. Terdapat suatu akalan cerdik, penipuan, atau kecurangan si tertanggung Pasal 282 KUHD. Apabila obyek pertanggungan menurut peraturan perundang-undangan tidak boleh diperdagangkan dan atas sebuah kapal baik kapal Indonesia atau kapal asing yang digunakan untuk mengangkut obyek pertanggungan menurut peraturan perundang-undangan tidak boleh diperdagangkan Pasal 599 KUHD. Baca juga Asuransi Unit Link Pengertian, Jenis dan Tips Memilih Produk Asuransi yang Tepat Pahami Hukum Asuransi Lebih Lanjut Pada dasarnya, semua undang-undang dan peraturan yang diterbitkan, semata-mata untuk melindungi kepentingan kedua belah pihak yang melakukan perjanjian penanggung dan tertanggung sehingga hak dan kewajiban keduanya bisa dilindungi dan memiliki ketetapan di mata hukum. Oleh karena itu, ada baiknya kamu memahami betul apa saja hak dan kewajiban sebagai pemegang asuransi Asuransi InformasiAsuransi JenisAsuransi ManfaatAsuransi HukumAsuransi Apakah Anda mencari informasi lain?
Dalammekanisme Asuransi, diperlukan syarat : A. Adanya risiko serupa dalam jumlah yang banyak B. Adanya risiko yang kecil dalam jumlah yang banyak C. Adanya risiko besar dalam jumlah yang sedikit D. Adanya risiko kecil dalam jumlah sedikit 5.
Seperti apa cara kerja asuransi? Apa sistem asuransi yang mendasarinya? Dalam hidup, risiko yang terjadi menimpa kita bisa berdampak pada kondisi keuangan atau finansial. Tanpa manfaat asuransi, kita bisa mengalami kerugian dan keberlangsungan finansial bisa terganggu. Sayangnya, banyak orang yang tidak mengetahui manfaat asuransi, apalagi jika tidak terlebih dahulu mengetahui cara kerja asuransi, seperti cara kerja asuransi jiwa, asuransi kesehatan, hingga asuransi kendaraan. Lantas, bagaimana cara kerja dari masing-masing perusahaan asuransi tadi? Untuk mengetahuinya yuk simak ulasannya berikut ini. Asuransi adalah layanan di sektor jasa keuangan dengan tujuan pengambilalihan risiko oleh perusahaan asuransi penanggung dari nasabah tertanggung. Risiko yang mengakibatkan kerugian finansial tersebut ditutup dengan menggunakan kumpulan premi yang dibayarkan nasabah. Secara ringkas, cara kerja asuransi terangkai dalam rantai kerja perusahaan asuransi yang dimulai dari menciptakan produk asuransi. Umumnya, produk asuransi yang diciptakan bergantung pada kondisi terkini atau terdahulu. Biasanya, untuk membaharui manfaat yang ditawarkan lewat produk baru, perusahaan asuransi melakukan sejumlah jajak pendapat dan mendengarkan kebutuhan para pelanggan. Jajak pendapat dilakukan untuk mengetahui harapan dari produk asuransi yang diinginkan. Apabila dirasa ada yang harus diperbarui, perusahaan asuransi akan memperbarui produknya. Berikut sistem kerja asuransi secara umum. Cara kerja ini juga berlaku untuk asuransi jiwa serta asuransi kesehatan. Menawarkan jenis-jenis asuransi sesuai kebutuhan Membuat perjanjian polis asuransi Membayar premi asuransi Menerima dan mencairkan klaim asuransi 1. Menawarkan jenis-jenis asuransi sesuai kebutuhan Jalur distribusi perusahaan asuransi beragam. Perusahaan asuransi umumnya menawarkan jenis-jenis asuransi yang dimilikinya dengan mengandalkan agen asuransi, telemarketing, bancassurance, hingga online insurance broker seperti Lifepal. Perusahaan asuransi akan menawarkan sekaligus mengenalkan jenis-jenis asuransi kepada nasabahnya sesuai dengan kebutuhan. Agar tidak ditolak nasabah saat sedang menawarkan produk, perusahaan asuransi idealnya mengenal lebih dahulu nasabah yang disasar. Informasi yang disampaikan kepada nasabah saat penawaran produk, yaitu Jenis asuransi asuransi kesehatan, asuransi jiwa, atau asuransi kendaraan Manfaat asuransi yang diperoleh Premi asuransi yang harus dibayar Masa pertanggungan asuransi Tata cara pencairan klaim Nilai klaim yang akan didapat Risiko yang ditanggung Pengecualian klaim asuransi 2. Membuat perjanjian polis asuransi Apabila calon nasabah tertarik dan telah memahami jenis asuransi yang ditawarkan, perusahaan asuransi akan memberikan formulir pengajuan asuransi sebagai syarat pembuatan perjanjian polis dengan kondisi nasabah asuransi sebagai pihak pemilik polis sekaligus tertanggung atau penerima manfaat dan perusahaan asuransi sebagai pihak penanggung pemberi manfaat asuransi. Isi dari perjanjian polis asuransi adalah kewajiban penanggung membayar ganti rugi finansial atau manfaat asuransi dengan prasyarat tertanggung telah membayar premi. Kerugian finansial yang dimaksud adalah konsekuensi dari risiko-risiko finansial yang telah disepakati bersama dengan perusahaan asuransi sebagai syarat pencairan klaim asuransi oleh nasabah. Singkatnya, polis asuransi adalah kontrak antara penanggung dan tertanggung yang mana menentukan klaim yang harus dibayar oleh penanggung kepada tertanggung secara hukum. Sebaiknya, nasabah asuransi membaca detail isi kontrak polis dan memahaminya agar di lain waktu tidak terjadi masalah klaim asuransi ditolak. Apabila sulit untuk memahami seluruh isi polis asuransi, minimal empat poin polis asuransi di bawah ini bisa dipahami dengan baik. Data polis Memuat nama pemegang polis, nama tertanggung atau penerima manfaat atau ahli waris, jumlah premi, hingga jumlah pertanggungan. Data polis menjadi informasi dasar. Jadi, cek kembali apakah isinya telah sesuai dengan yang diminta atau belum. Manfaat asuransi Mencantumkan manfaat perlindungan yang diterima apabila terjadi risiko. Kalau jenis asuransi sekaligus memberi manfaat investasi, terdapat manfaat investasi yang diperoleh saat meninggal. Apabila kamu ingin menambahkan manfaat atau rider ke dalam jenis asuransi, polis asuransi akan merinci tambahan risiko yang ditanggung. Pengecualian Ini penting diketahui agar nasabah benar-benar tahu dan paham apa saja yang tidak termasuk pertanggungan risiko dalam polis asuransi. Misalnya, kondisi, penyakit, dan penyebab meninggal dunia yang tidak ditanggung. Pengajuan klaim Dalam polis asuransi akan tertulis prosedur pengajuan klaim, termasuk dengan syarat yang harus dicantumkan. Perhatikan batas waktu pengajuan klaim dalam polis asuransi tersebut. 3. Membayar premi asuransi Nasabah asuransi sebagai pemilik polis wajib membayar premi agar dapat menerima manfaat asuransi. Jadwal pembayaran premi akan ditentukan perusahaan asuransi biasanya per bulan atau per tahun. Besaran premi ditetapkan perusahaan asuransi berdasarkan beberapa faktor, yaitu Usia Manfaat asuransi yang diperoleh Cakupan pertanggungan Tambahan manfaat kalau diminta nasabah Kondisi awal calon pemilik polis atau tertanggung pre-existing condition Lingkungan kerja Hobi Gaya hidup 4. Menerima dan mencairkan klaim asuransi Menerima premi dari tertanggung berarti perusahaan asuransi wajib untuk memenuhi kewajibannya terkait klaim manfaat asuransi oleh nasabah. Biasanya, dalam proses klaim asuransi dari nasabah, perusahaan asuransi akan melakukan pemeriksaan atas peristiwa yang terjadi. Pemeriksaan tersebut dilakukan setelah administrasi tertanggung telah dilengkapi. Pemeriksaan atas peristiwa yang terjadi biasanya dilakukan dengan cara melakukan verifikasi ke pihak berwajib, instansi terkait semisal rumah sakit, keluarga, hingga kerabat sekitar. Hal itu dilakukan demi memastikan manfaat yang diterima tepat sasaran. Tertanggung yang mengajukan klaim akan mendapatkan dua jawaban, yakni klaim disetujui atau ditolak. Ragu mau pilih produk asuransi mana yang cocok dengan kebutuhan dan anggaran? Konsultasikan saja kepada ahlinya secara gratis dan dapatkan akses kepada berbagai produk asuransi kesehatan terbaik Indonesia hanya di Lifepal! Cara kerja asuransi syariah Meski pada prinsipnya perusahaan asuransi konvensional dengan perusahaan asuransi syariah sama-sama memberikan perlindungan kepada nasabah atau tertanggung, keduanya tetap berbeda dalam asas dan cara kerjanya. Perbedaan tersebut tetap bertujuan untuk memastikan pemilik polis atau nasabah asuransi mendapatkan manfaat asuransi dari jenis-jenis asuransi yang mereka miliki, entah itu asuransi kesehatan, asuransi jiwa, ataupun asuransi kendaraan. Sama seperti perusahaan asuransi konvensional, perusahaan asuransi syariah juga diawasi Otoritas Jasa Keuangan OJK yang memastikan perusahaan asuransi menunaikan kewajibannya kepada para peserta. Perusahaan asuransi syariah juga diawasi Dewan Pengawas Syariah DPS agar cara kerja perusahaan asuransi syariah tetap sesuai aturan dan prinsip syariat Islam. Bagi yang berencana untuk memiliki produk asuransi syariah, kenali dulu cara kerja perusahaan asuransi syariah. Berikut ini poin-poin cara kerja asuransi syariah. Prinsip kerja asuransi syariah Akad dalam asuransi syariah Pembayaran premi dan klaim Investasi Pengelolaan Pengawasan 1. Prinsip kerja asuransi syariah Asuransi syariah termasuk Taâmin, Takaful, atau Tadhamun yang berarti usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang atau pihak. Caranya adalah dengan melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarruâ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad atau perikatan yang sesuai dengan syariah. 2. Akad dalam asuransi syariah Jika di perusahaan asuransi konvensional dikenal sebagai polis asuransi, maka di perusahaan asuransi syariah ada yang dikenal dengan akad. Prinsip akad dalam asuransi syariah tidak mencakup penipuan, penganiayaan, perjudian, suap, barang haram, dan maksiat. Akad yang dilakukan antara nasabah asuransi dan perusahaan asuransi syariah terdiri dari akad tijarah dan akad tabarru yang menjabarkan hak dan kewajiban peserta dan perusahaan. Lalu, cara dan waktu pembayaran premi, jenis akad tijarah, dan akad tabarru serta syarat-syarat yang disepakati sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan. 3. Pembayaran premi dan klaim Premi adalah pembayaran yang dilakukan peserta asuransi yang kemudian dikelola perusahaan asuransi syariah dengan prinsip mudharabah dan tabarruâ. Selanjutnya, pembayaran klaim yang merupakan hak dari peserta akan dibayar sesuai dengan akad yang telah berlaku antara peserta dan perusahaan asuransi. Bagi peserta klaim berdasarkan akad tijarah merupakan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi perusahaan asuransi. Sementara klaim atas akad tabarruâ merupakan hak peserta dan kewajiban perusahaan sebatas yang disepakati dalam akad. 4. Investasi Perusahaan asuransi syariah selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi dari dana yang terkumpul. Dana yang terkumpul tersebut wajib diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah. Kamu akan mendapat manfaat asuransi syariah dalam bentuk invenstasi ini. 5. Pengelolaan Perusahaan asuransi syariah harus amanah dalam mengelola premi anggotanya. Cara kerjanya begini, perusahaan asuransi syariah memperoleh bagi hasil dari pengelolaan dana yang terkumpul atas dasar akad tijarah mudharabah. Nah, perolehan ujrah atau fee berasal dari pengelolaan dana akad tabarruâ atau hibah. 6. Pengawasan Perusahaan asuransi syariah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan OJK dan Dewan Pengawas Syariah DPS. Bagi kamu yang ingin membeli produk asuransi syariah, pastikan perusahaannya telah terdaftar dan diawasi oleh kedua lembaga tersebut. Selain itu, dalam membuat produk asuransi syariah, perusahaan harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan Dewan Pengawas Syariah DPS. Selanjutnya, jika dalam perjalanannya terdapat perselisihan, Badan Arbitrase Syariah akan melakukan mediasi. Skema perusahaan asuransi dalam menjalankan pengelolaan risiko Berikut skema yang dilakukan perusahaan asuransi dalam menjalankan pengelolaan risiko Pengelolaan risiko baru berjalan setelah nasabah secara resmi terdaftar sebagai peserta dengan menandatangani perjanjian polis. Nasabah yang sudah terdaftar wajib membayar premi. Nasabah lama maupun baru statusnya sama dijanjikan sejumlah uang bila kerugian yang dipertanggungkan terjadi, dengan catatan premi yang menjadi kewajibannya telah di bayar. Perusahaan asuransi akan mempertimbangkan setiap risiko dengan melakukan pendataan dan membuatnya dalam bentuk statistik. Adapun statistik risiko itu berisi Jumlah nasabah yang mengajukan klaim dalam satu periode Jumlah nasabah yang tidak mengajukan klaim dalam satu periode Informasi mendasar mengenai nasabah sehingga bisa dikelompokkan sesuai dengan karakteristik risiko guna menghitung tingkat premi berdasarkan kelompok risikonya Prinsip dasar dalam asuransi Dalam asuransi, ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu insurable interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity, subrogation, dan contribution. Berikut penjelasan dari masing-masingnya 1. Insurable interest Prinsip ini menjelaskan bahwa setiap calon nasabah berhak untuk mengasuransikan sesuatu karena terdapat hubungan keluarga atau ekonomi yang mendasarinya. Hak ini akan muncul setelah adanya perjanjian yang disebut dengan polis dan memiliki dasar hukum. Contoh, untuk bisa mengasuransikan seseorang, kamu harus memiliki hubungan darah, seperti ayah, ibu, suami, istri, dan anak. Contoh lainnya, kamu dapat mengasuransikan bisnis sendiri atau orang-orang yang berhubungan dengan bisnis kamu, seperti karyawan. 2. Utmost good faith Prinsip ini memiliki arti, niat atau itikad baik. Artinya, dalam proses membeli produk asuransi, baik tertanggung nasabah dan penanggung perusahaan asuransi menyiapkan informasi dengan terbuka, rinci, dan jujur. Contoh, tertanggung harus menjawab dengan jujur seluruh pertanyaan pada screening risiko sebelum membuat kesepakatan, seperti penyakit bawaan, aktivitas merokok, pengalaman dirawat di rumah sakit, dan lain sebagainya. 3. Proximate cause Prinsip proximate cause adalah prinsip di mana setiap kerugian yang terjadi pasti ada penyebabnya. Bila mengacu pada prinsip tersebut, penanggung perusahaan asuransi hanya akan mengganti kerugian bila suatu peristiwa diakibat oleh penyebab yang diatur dalam polis. 4. Indemnity Prinsip asuransi satu ini bisa juga disebut dengan prinsip ganti rugi. Perusahaan asuransi selaku penanggung akan memberikan ganti rugi kepada tertanggung nasabah sesuai dengan kesepakatan yang tertulis dalam polis. Itu artinya, nilai tanggungan harus sesuai dengan nilai klaim yang sudah diajukan, tanpa pengurangan ataupun penambahan nilai. 5. Subrogation Prinsip asuransi satu ini berkaitan dengan kondisi di mana kerugian yang dialami tertanggung disebabkan oleh pihak ketiga orang lain. Bila merujuk pada pasal 1365 KUHP, pihak ketiga yang bersalah harus mengganti kerugian tertanggung. Namun bila tertanggung memiliki asuransi, subrogasi mengharuskan tertanggung memilih salah satu dari sumber pengganti kerugian, yaitu penanggung atau pihak ketiga. Tertanggung tidak Boleh memilih keduanya, karena tertanggung akan mendapatkan penggantian melampaui yang semestinya. Sebaliknya, bila tertanggung tidak mendapat ganti rugi secara penuh dari pihak ketiga, maka tertanggung dapat meminta hak ganti rugi sesuai dengan selisih yang ada kepada penanggung perusahaan asuransi. 6. Contribution Prinsip asuransi yang terakhir adalah contribution. Dalam prinsip ini, pihak asuransi memiliki hak untuk mengajak penanggung lain untuk menanggung kerugian tertanggung. Sebagai contoh, bila Bapak A dirawat di ICU selama 7 hari dan harus mengeluarkan biaya hingga Rp200 juta. Maka tagihan perawatan Bapak A akan ditanggung oleh asuransi B sebesar Rp90 juta. Namun bila Bapak A memiliki polis lain dari asuransi B, maka asuransi B ini hanya perlu membayar sisa tagihan, yaitu sebesar Rp110 juta. Dasar hukum yang membuat perjanjian asuransi batal atau dibatalkan Asuransi adalah sebuah bentuk perjanjian, dalam hal ini memiliki risiko untuk batal atau dibatalkan apabila tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian yang mengacu pada pasal 1320 KUHP. Selain itu, batalnya perjanjian asuransi juga bisa terjadi berdasarkan ketentuan berikut 1. Pasal 251 KUHD âSemua pemberitahuan yang keliru atau tidak benar, atau semua penyembunyian keadaan yang diketahui oleh tertanggung, meskipun dilakukannya dengan itikad baik, yang sifatnya sedemikian, sehingga perjanjian itu tidak akan diadakan, atau tidak diadakan dengan syarat-syarat yang sama, bila penanggung mengetahui keadaan yang sesungguhnya dari semua hal itu, membuat pertanggungan itu batal.â 2. Pasal 269 KUHD âSemua pertanggungan yang diadakan atas suatu kepentingan apa pun, yang kerugiannya terhadap itu dipertanggungkan, telah ada pada saat mengadakan perjanjiannya, adalah batal, bila tertanggung atau orang yang dengan atau tanpa amanat telah menyuruh mempertanggungkan, telah mengetahui tentang adanya kerugian itu.â 3. Pasal 272 KUHD âBila tertanggung membebaskan penanggung dari kewajibannya untuk waktu yang akan datang melalui pengadilan ia dapat mempertanggungkan lagi kepentingannya untuk bahaya itu juga. Dalam hal itu, dengan ancaman hukuman menjadi batal, harus disebutkan dalam polis yang baru, baik pertanggungan yang lama maupun pemutusan melalui pengadilan.â 4. Pasal 282 KUHD âBila batalnya perjanjian terjadi berdasarkan akal busuk, penipuan atau kejahatan tertanggung, penanggung mendapat preminya, dengan tidak mengurangi tuntutan pidana, bila ada alasan untuk itu.â Sistem klaim asuransi Setelah memutuskan untuk memiliki produk asuransi, kamu juga harus mengetahui mengenai sistem klaim asuransi. Ini untuk memudahkan kamu saat mengajukan hak yang sesuai perjanjian dengan perusahaan asuransi. Pada produk asuransi kesehatan, sistem klaim dikenal dengan tiga jenis, yakni sistem reimbursement, cash plan, dan cashless. Ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan, kamu hanya perlu mencocokkan dengan kebutuhan untuk memilih sistem klaim asuransi. Berikut ini sistem klaim asuransi. Sistem reimbursement Sistem cash plan Sistem cashless 1. Sistem reimbursement Sistem ini memang jarang dipilih sebagian konsumen sekarang ini karena mekanisme klaimnya adalah konsumen membayar lebih dahulu baru kemudian mengajukan klaim disertai dengan dokumen lengkap sebagai syaratnya. Mekanisme mengajukan klaim dengan cara reimbursement, yaitu mempersiapkan dokumen penting seperti riwayat kesehatan, catatan dokter, atau kwitansi dari pembayaran rumah sakit. Dokumen tersebut bersifat wajib dipenuhi peserta. Ini agar memastikan bahwa jenis asuransi tersebut telah memenuhi syarat untuk dicairkan haknya. Semakin cepat mengumpulkan dokumen atau surat penting yang dibutuhkan, proses klaim asuransi juga akan semakin cepat. Kekurangan dari klaim dengan sistem reimbursement adalah peserta harus menyiapkan dana terlebih dahulu untuk membayar tagihan rumah sakit. Selain itu, mempersiapkan seluruh dokumen pentingnya. Namun, sistem reimbursement punya kelebihan yakni bisa memilih dengan bebas rumah sakit tanpa harus operator bekerja sama dengan rumah sakit tersebut. 2. Sistem cash plan Dikenal dengan sistem klaim berupa santunan, maksudnya adalah memberikan santunan berdasarkan berapa lama pasien di rawat di rumah sakit. Jadi, saat dirawat di rumah sakit akan diberikan pengganti biaya rawat inap dan pengobatan. Nah, yang membedakan dengan sistem reimbursement dan cashless adalah nilai yang diberikan tidak sesuai dengan tagihan dari rumah sakit. Namun, agar bisa dibayarkan, kamu perlu mengajukan dokumen lengkap dari rumah sakit untuk bisa mengklaim santunan dari asuransi. Untuk jenis klaim asuransi ini, umumnya ditawarkan untuk asuransi tambahan rider. Tidak perlu khawatir dengan pilihan rumah sakitnya karena sistem cash plan dalam asuransi tidak terpaku pada satu rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan asuransinya saja. 3. Sistem cashless Kebijakan cashless bertujuan untuk mengurangi beban keuangan langsung pada individu yang diasuransikan, pada saat dirawat di rumah sakit. Oleh karena itu, apa pun tagihan yang diajukan penyedia layanan kesehatan, perusahaan asuransi menyelesaikannya langsung melalui administrator pihak ketiga. Asuransi kesehatan cashless juga dapat digunakan untuk rawat inap atau pelayanan rumah sakit di unit gawat darurat. Asuransi kesehatan cashless sangat diperlukan pada saat darurat ketika kamu mungkin kekurangan uang tunai atau tidak memiliki akses langsung ke uang tunai. Untuk menikmati keuntungan asuransi cashless, pemilik asuransi kesehatan dengan sistem cashless harus membawa kartu kepemilikan asuransi sebagai syarat utama untuk mendapatkan layanan fasilitas. Jenis-jenis asuransi Di atas, sudah sedikit disinggung bahwa perusahaan asuransi menawarkan berbagai produk atau jenis asuransi. Memang, jenis asuransi itu banyak sekali dan masing-masing memberikan manfaat pertanggungan untuk menanggung biaya kerusakan maupun kehilangan. Dalam mekanisme asuransi diperlukan syarat adanya risiko serupa dalam jumlah yang banyak. Jadi, secara teori apa pun yang punya potensi kehilangan dan kerusakan dapat diasuransikan, seperti halnya asuransi kendaraan yang menanggung biaya kerusakan mobil atau motor. Oleh karena itu, boleh dikatakan ada banyak jenis asuransi untuk setiap kondisi. Untuk membantu kamu lebih memahami cara kerja asuransi, berikut jenis-jenis asuransi di Indonesia yang perlu kamu tahu. Asuransi kesehatan Asuransi kesehatan adalah jenis asuransi yang menanggung biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit. Jenis asuransi ini boleh dibilang adalah yang paling basic dan sebaiknya dimiliki oleh setiap orang, khususnya jika kamu baru saja memasuki dunia kerja. Saat kamu memasuki dunia kerja dan punya penghasilan sendiri, penting sekali untuk mulai membangun pondasi keuangan. Pondasi keuangan itu dibangun salah satunya dengan memiliki asuransi kesehatan. Dengan asuransi kesehatan, kamu terhindar dari risiko terbebani karena biaya pengobatan bila jatuh sakit sehingga keuangan pribadi kamu tetap lancar. Kamu juga tidak perlu memberatkan orang tua karena biaya pengobatan, karena cara kerja asuransi kesehatan memastikan agar kamu bisa mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik tanpa harus mengeluarkan uang. Asuransi jiwa Asuransi jiwa merupakan jenis asuransi yang diperuntukkan bagi perlindungan keluarga bila tertanggung yang merupakan sumber nafkah meninggal dunia. Sistem asuransi jiwa memberikan proteksi finansial dari hilangnya pendapatan seseorang di dalam anggota keluarga yang menjadi tulang punggung. Ide dasar cara kerja asuransi jiwa adalah memberikan santunan kepada anggota keluarga bila tertanggung meninggal dunia karena sakit, kecelakaan atau risiko lainnya yang tidak disengaja. Jika kamu saat ini adalah seorang kepala keluarga yang menanggung biaya istri dan anak, penting untuk memiliki asuransi jiwa. Asuransi properti Mekanisme kerja asuransi properti sebenarnya tidak jauh berbeda yakni menanggung risiko finansial akibat kerusakan. Asuransi properti adalah jenis asuransi yang memberikan perlindungan finansial terhadap aset properti seperti rumah bila terjadi risiko yang tidak diinginkan pada properti tersebut. Selain rumah, asuransi properti juga mencakup apartemen, gedung properti dan lain sebagainya. Asuransi rumah atau asuransi properti pada umumnya akan memberikan ganti rugi bila timbul kerugian akibat bencana alam, kebakaran, maupun pencurian. Asuransi kendaraan bermotor Asuransi kendaraan bermotor merupakan jenis asuransi yang menanggung biaya kerugian akibat kerusakan kendaraan bermotor yang disebabkan oleh kecelakaan maupun bencana alam. Asuransi kendaraan bermotor umumnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu Asuransi kendaraan all risk, yang menanggung semua jenis kerusakan akibat kecelakaan, bencana alam, hingga kerusuhan, termasuk risiko kehilangan. Asuransi kendaraan total loss only TLO, yang memberikan perlindungan dari risiko kehilangan dan perbaikan bila biaya perbaikannya sama atau lebih dari 75 dari harga kendaraan sesaat sebelum kerugian. Jika kamu bingung menentukan jenis asuransi yang cocok, kamu bisa mengikuti kuis asuransi mobil terbaik berikut ini. Asuransi kredit Asuransi kredit merupakan jenis asuransi yang memberikan proteksi untuk tertanggung bank atau lembaga keuangan jika debitur mengalami gagal bayar akibat meninggal dunia, di-PHK, maupun mengalami kebangkrutan. Asuransi kredit wajib dimiliki untuk kamu yang akan mengajukan Kredit Kepemilikan Rumah KPR, Kredit Kendaraan Bermotor KBB sampai kartu kredit. Kriteria risiko yang bisa diasuransikan Perlu diketahui, tidak semua risiko bisa diasuransikan. Itu sebabnya, sebelum mulai mengasuransikan sesuatu, sebaiknya ketahui terlebih dahulu kriteria risiko yang bisa diasuransikan berikut ini Risiko yang bisa diukur dengan uang Risiko homogen risiko yang sama dan cukup banyak dijamin oleh perusahaan asuransi Risiko murni Risiko partikular risiko dari sumber individu Risiko yang terjadi secara tiba-tiba accidental Insurable interest risiko yang mengikuti kepentingan perusahaan asuransi Risiko yang tidak bertentangan dengan hukum Mengapa harus memiliki asuransi? Banyak orang yang bertanya, mengapa harus memiliki asuransi? Padahal, mereka sudah tahu banyak manfaat yang bisa didapatkan bila sudah melindungi diri dengan asuransi, salah satunya memproteksi finansial pribadi atau keluarga dari pengeluaran yang tidak terduga. Berikut manfaat yang bisa kamu dapatkan bila sudah memiliki asuransi Membuat hidup lebih tenang Meminimalkan kerugian atas risiko-risiko yang tidak terduga di masa mendatang, seperti sakit, meninggal dunia, dan lain sebagainya Memberikan perlindungan dan ganti rugi terhadap tuntutan hukum Memberikan perlindungan terhadap bisnis dari berbagai gangguan atau kehilangan penghasilan karena hal-hal tidak terduga Melindungi aset berharga dari pencurian, kehilangan, kerusakan, kebakaran, bencana alam, dan bahaya lainnya Memberikan kepastian pembayaran hutang setelah kematian Perbedaan asuransi konvensional dan syariah Adapun perbedaan antara asuransi syariah dan asuransi konvensional adalah sebagai berikut. Perbedaan Asuransi Syariah Asuransi Konvensional Pengelolaan risikoSharing risk tolong-menolongTransfer risk dibebankan kepada perusahaan asuransi atau nasabahPengelolaan danaTransparanTertutupSistem perjanjianAkad tabarruâ Akad jual-beliKepemilikan danaPeserta Perusahaan asuransiPembagian keuntunganDibagikan ke peserta asuransiMilik perusahaan Pengawas Syariah DPSOtoritas Jasa Keuangan OJKDana hangusDana hangus tidak berlakuDana hangus berlaku Kamu bisa temukan jawaban dari semua pertanyaan tentang asuransi di Lifepal. Pertanyaan seputar cara kerja asuransi Bagaimana cara kerja asuransi mobil? Asuransi mobil memberi manfaat berupa pengalihan kerugian finansial yang dialami nasabah kepada perusahaan asuransi. Dengan adanya proteksi dari asuransi mobil, nasabah tidak perlu terbebani dengan mahalnya biaya perbaikan di bengkel. Cara kerja asuransi mobil pada dasarnya sama saja dengan produk asuransi lainnya, yaitu perusahaan akan mengumpulkan premi yang dibayarkan oleh tertanggung atau pemegang polis. Premi yang sudah terkumpul itu, kemudian akan dikelola untuk memberi kompensasi apabila terjadi kerugian atau kerusakan pada kendaraan yang diasuransikan oleh para pemegang polis. Apa tugas dari perusahaan asuransi? Tugas dari perusahaan asuransi adalah memberi ganti rugi finansial atas risiko-risiko yang terjadi pada nasabah asuransi atau tertanggung, memastikan pemenuhan klaim asuransi nasabah selama memenuhi ketentuan dalam polis, dan menjalankan kegiatan dengan mematuhi Undang-Undang Nomor 40 tentang 2014 tentang Perasuransian.
Langkahpertama dalam prosedur penjualan asuransi jiwa adalah Anda harus datang langsung ke kantor cabang perusahaan asuransi yang akan Anda pilih. Jika lokasi Anda tidak terlalu jauh dari kantor pusat perusahaan asuransi tersebut sebaiknya datang saja ke sana. Ingin Konsultasi Asuransi Jiwa? Hubungi Nomor HP/WA : 081803081010 2.
Memiliki asuransi merupakan hal yang penting dilakukan jika terjadi suatu hal yang merugikan. Asuransi diatur dalam Undang-undang UU No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, asuransi adalah pertanggungan atau perjanjian antara dua pihak di mana pihak yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang dibuat. Pengertian asuransi sebagaimana tercantum dalam Buku Kesatu Bab IX Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD, sebagai berikut âAsuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dimana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena atau peristiwa yang tidak tertentu.â Objek asuransi adalah benda dan jasa, jiwa dan raga, kesehatan manusia, tanggung jawab hukum, serta semua kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak, rugi, dan atau berkurang nilainya. Sedangkan tujuan utama dari asuransi adalah memberikan perlindungan agar keuangan masyarakat tidak akan terganggu ketika terjadi suatu risiko yang menimbulkan kerugian. Jenis Asuransi Berdasarkan objek pertanggungannya, asuransi baik konvensional maupun syariah, dibedakan ke dalam dua macam asuransi yaitu asuransi kerugian dan asuransi jiwa. Asuransi Kerugian Asuransi kerugian adalah asuransi yang menanggung risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Contoh produk asuransi kerugian adalah asuransi kebakaran, asuransi angkutan laut, asuransi kendaraan bermotor, asuransi laut, dan asuransi properti. 1. Asuransi Kendaraan Bermotor Mengutip buku Hukum Asuransi di Indonesia, asuransi kendaraan bermotor adalah asuransi kerugian yang tidak mendapat pengaturan khusus dalam KUHD. Ketentuan umum asuransi kerugian dalam KUHD berlaku terhadap asuransi kendaraan bermotor. Polis asuransi kendaraan bermotor harus memenuhi syarat-syarat umum dalam Pasal 256 KUHD, yaitu Hari dan tanggal serta tempat di mana asuransi kendaraan bermotor diadakan. Nama tertanggung yang mengasuransikan kendaraan bermotor untuk diri sendiri atau untuk kepentingan pihak ketiga. Keterangan yang cukup jelas mengenai kendaraan bermotor yang diasuransikan terhadap bahaya risiko yang ditanggung. Jumlah yang diasuransikan terhadap bahaya risiko yang ditanggung. Evenemen-evenemen penyebab timbulnya kerugian yang ditanggung oleh penanggung. Evenemen adalah peristiwa terhadap mana benda itu dipertanggungkan, evenemen ini tidak dapat diketahui sebelumnya dan tidak diharapkan terjadi. Waktu asuransi kendaraan bermotor mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggung. Premi asuransi kendaraan bermotor yang dibayar oleh tertanggung. Janji-janji khusus yang diadakan antara tertanggung dan penanggung. Adapun risiko yang ditanggung oleh penanggung terdiri dari dua jenis, yaitu kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor dan tanggung jawab hukum tertanggung terhadap pihak ketiga. 2. Asuransi Kebakaran Asuransi kebakaran diatur dalam Buku I Bab 10 Pasal 287-298 KUHD. Hal-hal yang diatur dalam KUHD meliputi Polis asuransi kebakaran. Objek asuransi kebakaran. Evenemen dan ganti kerugian asuransi kebakaran. Asuransi rangkap dan perubahan risiko. Janji-janji khusus. Polis asuransi kebakaran mencakup Hari dan tanggal kapan asuransi kebakaran itu diadakan. Nama tertanggung yang mengadakan asuransi kebakaran untuk diri sendiri atau untuk kepentingan pihak ketiga. Keterangan yang cukup jelas mengenai benda yang diasuransikan terhadap bahaya kebakaran. Jumlah yang diasuransikan terhadap bahaya kebakaran. Bahaya-bahaya penyebab kebakaran yang ditanggung oleh penanggung. Waktu bahaya-bahaya mulai berjalan dan berakhir menjadi tanggungan penanggung. Premi asuransi kebakaran yang dibayar oleh tertanggung. Janji-janji khusus yang diadakan antara pihak-pihak dan keadaan yang perlu diketahui oleh dan untuk kepentingan penanggung. Letak dan perbatasan benda yang diasuransikan. Pemakaian untuk apa benda yang diasuransikan. Sifat dan pemakai gedung yang berbatasan, sejauh itu berpengaruh terhadap risiko kebakaran yang menjadi beban penanggung. Harga benda yang diasuransikan terhadap bahaya kebakaran. Letak dan perbatasan gedung dan tempat di mana terdapat, tersimpan atau tertimbun benda bergerak yang diasuransikan. 3. Asuransi Laut Asuransi laut diatur dalam Buku I Bab IX Pasal 246-286 KUHD. Buku II Bab IX Pasal 592-685 dan Bab X Pasal 686-695 KUHD. Buku II Bab XI Pasal 709-721 KUHD. Buku II Bab XII Pasal 744 KUHD. Asuransi laut pada dasarnya meliputi unsur-unsur sebagai berikut Objek asuransi yang diancam bahaya, terdiri dari kapal dan barang uatan. Jenis bahaya yang mengancam benda asuransi yang bersumber dari alam badai, gelombang besar, hujan angin, kabut tebal, gunung es, dan sebagainya dan yang bersumber dari manusia nahkoda, awak kapal, dan pihak ketiga, seperti perombakan bajak laut, pemberontakan awak kapal, penahanan atau perampasan penguasa negara dan sebagainya. Berbagai jenis benda asuransi, yaitu tubuh kapal, muatan kapal, alat perlengkapan kapal, bahan keperluan hidup, dan biaya angkutan. Asuransi Jiwa Menurut Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia AAJI, asuransi jiwa adalah program perlindungan dalam bentuk pengalihan resiko ekonomis atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Tujuan mengambil asuransi jiwa adalah untuk menutupi potensi kehilangan pendapatan. Asuransi jiwa diatur dalam Buku I Bab X Pasal 302-308 KUHD. Pasal 302 KUHD berbunyi âJiwa seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang berkepentingan, baik untuk selama hidupnya maupun untuk waktu yang ditentukan dalam perjanjian.â Polis asuransi jiwa sesuai dengan Pasal 255 KUHD adalah Hari diadakan asuransi. Nama tertanggung. Nama orang yang diasuransikan. Saat mulai dan berakhirnya evenemen. Jumlah asuransi. Premi asuransi. Adapun jenis-jenis asuransi jiwa meliputi Asuransi jiwa berjangka term life insurance, yaitu produk asuransi yang memberikan manfaat dengan nominal tertentu kepada penerima manfaat selama jangka waktu tertentu atau terbatas yang telah disepakati para pihak di awal. Asuransi jiwa seumur hidup whole life insurance, yaitu asuransi yang memberikan manfaat pertanggungan seumur hidup, biasanya sampai dengan usia 99 tahun. Asuransi unit link, yaitu kontrak asuransi yang memberikan manfaat perlindungan dengan premi rendah sekaligus investasi. Jenis asuransi ini memberikan manfaat perlindungan asuransi kematian dan investasi sekaligus. Fungsi Asuransi Terdapat dua fungsi asuransi sebagaimana dijelaskan dalam buku Cara Mudah Mengenal Asuransi. Fungsi asuransi meliputi fungsi primer dan sekunder yang dijelaskan sebagai berikut. 1. Fungsi Primer Fungsi primer atau fungsi utama adalah pengalihan risiko risk transfer mechanism. Fungsi ini sebagai sarana atau mekanisme pengalihan risiko dari tertanggung kepada penanggung atas terjadinya kemungkinan rugi atau rusak yang dialami oleh tertanggung dengan membayar sejumlah premi. Premi asuransi yang dibayarkan oleh tertanggung harus wajar dan seimbang dengan tingkat risiko yang akan diterima oleh pihak asuransi equitable premium. Dengan demikian, perusahaan asuransi memiliki dana yang cukup sehingga dapat membayar kewajibannya kepada nasabah yang mengalami kerugian. 2. Fungsi Sekunder Fungsi sekunder asuransi sebagai perangsang pertumbuhan ekonomi dan usaha, mencegah kerugian, mengendalikan kerugian, memiliki manfaat sosial, dan sebagai tabungan atau investasi. Demikian penjelasan tentang asuransi beserta dasar hukum, jenis, dan fungsinya.
Maksudnyaadalah, dalam proses membeli produk asuransi, baik Tertanggung (nasabah) maupun Penanggung (perusahaan asuransi) harus menyampaikan informasi dengan terbuka, rinci, dan jujur. Misalnya, Tertanggung harus menjawab dengan jujur beberapa pertanyaan pada screening risiko sebelum membuat kesepakatan, seperti penyakit bawaan, aktivitas merokok, pengalaman dirawat di rumah sakit, dan lain-lain.
217 Dalam mekanisme asuransi, diperlukan syarat : a. Adanya risiko serupa dalam jumlah banyak b. Adanya risiko kecil dalam jumlah banyak c. Adanya risiko besar dalam jumlah sedikit 218. Diantara pernyataan berikut, mana yang benar mengenai "bisnis asuransi"? 1. Bisnis ini berdasarkan prinsip pengumpulan dan membagi risiko
Ikutiprosedur klaim yang biasanya bisa kamu tempuh melalui tiga cara: 1. Kirimkan formulir klaim asli dan dokumen pendukung secara manual ke kantor perusahaan asuransi kesehatan; 2. Unggah formulir klaim dan dokumen klaim secara online melalui website; 3. Unggah formulir dan dokumen klaim..