Tentujawabannya adalah tidak. Perbuatan baik adalah kewajiban bagi semua orang tanpa harus mempertimbangkan alasannya apa, kalau berbuat baik itu memiliki alasan tertentu berarti perbuatan baik yang kita lalukan tersebut bukanlah perbuatan yang tulus. Jika perbuatan baik itu diikuti dengan "pamrih", maka perbuatan baik itu bukanlahT" ketiga adalah tawakal. Teman-teman, baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Maka apapun yang kita lakukan, serahkan semuanya kepada Allah. Kita jangan terlalu yakin dengan kehebatan dan kepintaran kita. Tapi yakinlah seratus persen kepada-Nya. Dalam QS Ath-Thalaq [65] ayat 2-3, Allah berjanji kepada ahli tawakal, Barangsiapa Bisajadi apa yang kita anggap baik belum tentu baik menurut Allah, begitupun sebaliknya, apa yang dianggap buruk oleh kita sebagai seorang makhluk, belum tentu pula buruk menurut Allah. Oleh sebab itu, tidak sepantasnya kita sebagai makhluk-Nya justru mendahului prasangka Allah. Mengklaim kebenaran individu dengan mengatasnamakan Rabb.
Baikbelum tentu benar dan yang benar tidak selamanya dipandang baik oleh sebagian manusia. Baik buruk itu lebih banyak ditentukan oleh persepsi manusia. Ada pun suatu urusan baru bisa dikatakan benar jika berlandaskan Al qur'an dan Assunnah. maka Imam Syafi'i berkata: "ilmu adalah firman Allah dan sabda Rasulullah, tidak lebih dan tidak